KNPI Adakan Doa Bersama Anak Yatim, Dhuafa, Serta Keluarga Besar Mulyadi Tamsir Untuk Seluruh Penumpang Sriwijaya Air SJ182

Jakarta, 14 Januari 2021 – Tragedi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang terjadi pada hari sabtu, 9 Januari 2021 di sekitar Perairan pulau Lancang, Kepulauan Seribu yang merenggut nyawa berdasarkan data manifest, pesawat SJ 182 membawa 62 orang yang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru, dari jumlah tersebut 40 orang dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi. Sedangkan 12 kru terdiri dari 6 kru aktif dan 6 kru ekstra.
Dari seluruh data penumpang manifest SJ 182 yang meninggal dunia dalam kecelakaaan jatuhnya pesawat SJ182, ada salah satu pengurus KNPI beserta keluarganya yaitu Waketum KNPI Mulyadi P Tamsir, istrinya Makrufatul Yeti Srianingsih dan mertuanya Khasanah.
Maka dari itu Ketua Umum KNPI bersama seluruh jajaran pengurus KNPI berkabung di kantor DPP KNPI Jl. Rasuna Said, Jakarta Selatan pada hari Kamis, 14 Januari 2021, dihadiri juga Ketua Umum Bang Japar sekaligus Anggota DPD RI Fahira Idris yang diwakilkan Sekjen Bang Japar Bang Bintang ikut berduka cita bersama seluruh pengurus bang Japar sekaligus mengawal acara Doa bersama anak yatim dan dhuafa serta keluarga besar Mulyadi Tamsir dan juga doa bersama untuk seluruh penumpang Sriwijaya Air SJ182 serta proses SAR yang sedang berjalan sampai saat ini mencari sebagian jenazah – jenazah penumpang yang belum diketemukan.
Santunan berupa sembako yang diberikan simbolis oleh Ketua KNPI dan Perwakilan Keluarga Besar Mulyadi Tamsir maupun perwakilan bang Japar kepada anak yatim dan dhuafa dari Yayasan Al Iklas, Penggilingan Jakarta Timur menjadi bagian acara utama Doa Bersama di kantor DPP KNPI Pusat.

Ketum KNPI dalam wawancaranya dengan Wartawan Online menyampaikannya :
“Putra Indonesia yang terbaik di organisasi yang pertama memimpin di tingkat nasional di acara ini doa untuk Mulyadi Tamsir agar Allah Subhanahu Wa Ta’ala menetapkan ketetapan yang terbaik bagi keluarga besarnya karena kita juga sambil menunggu pengumuman dari pemerintah tentang kondisi seluruh kondisi penumpang pesawat SJ 182 sampai sejauh ini. Kita bisa lihat pemerintah juga sudah turun tangan tentang melihat kondisi apakah ada kesalahan dari pihak perusahaan atau tidak jadi kita serahkan pemerintah masalah-masalah jatuhnya pesawat tapi pasti pihak keluarga saat ini sedang dalam keadaan duka menanti keputusan atau ketetapan dari pemerintah. Haris Pertama saat mendengar kabar meninggalnya Dedi Tamsir juga kaget dan tidak percaya, karena beliau saat itu (9/01) pergi pulang kampung ke Kalimantan Barat naik Pesawat Sriwijaya Air bersama istri dan mertuanya, setelah bulan November 2020 melangsung pernikahannya di Jakarta.”
Begitu juga Sekjen Bang Japar yang hadir dalam acara tersebut menyempatkan diri menyampaikan kepada rekan-rekan Media Online :
“Fahira Idris mengucapkan belasungkawa yang sebesar-besarnya atas tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ 182 kami berharap para korban seluruh korban dan pesawat Sriwijaya SJ 182 bisa ditemukan dan keluarga yang ditinggalkan untuk bisa tabah menerima cobaan atas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air ini, kami dari keluarga besar Bang Japar juga mengucapkan belasungkawa yang sebesar-besarnya dan kami berharap seluruh korban bisa ditemukan. Karena adanya protokol kesehatan dimasa PSSB ini maka yang hadir di acara ini hanya perwakilan perwakilan dari Bang Japar yang hadir itu ada sekitar 6 orang perwakilan dari Satgas komando wilayah Jakarta Selatan dan saya sendiri Sekjen (sekretaris jenderal) Bang Japar dan beberapa teman-teman yang hadir.”