Menuju Pilkada 2023, Ini Dia Calon Wali Kota Dukungan Gema MKGR Kota Bekasi

FacebookTwitterEmailWhatsAppCopy LinkShare

Kota Bekasi, MPI
Pasca-perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada medio 2020 lalu, Partai Golkar mencatat berhasil meloloskan 26 tokoh muda atau kader milenial menjadi kepala daerah dari 60 kader yang dicalonkan. Statistik tersebut bisa menjadi alasan menarik untuk memuluskan langkah anggota DPRD Jawa Barat Ade Puspitasari sebagai calon Wali Kota Bekasi dalam Pilwalkot 2023 mendatang.
Diketahui, dari 60 tokoh milenial tersebut, sebanyak 37 orang diusung sebagai calon kepala daerah dan 23 orang diusung sebagai calon wakil kepala daerah, dengan rentang usia antara 25 hingga 40 tahun.
Selain tokoh milenial, Golkar juga mengusung 23 calon kepala daerah (cakada) dari unsur perempuan di seluruh 270 daerah yang menggelar pilkada. Dari 23 cakada perempuan, sebanyak 11 orang terpilih menjadi bupati. Bahkan, tujuh diantaranya adalah kader murni Partai Golkar.
Seperti dikemukakan Ketua Gema MKGR Kota Bekasi, Syahrul Ramadhan kepada palapapos.co.id, pada Kamis (14/1/2021), bahwa pihaknya mendukung penuh Ade Puspitasari, yang juga kader milenial Partai Golkar Kota Bekasi dengan segudang prestasi dan pengalaman berorganisasi sebagai calon Wali Kota Bekasi dalam Pilwalkot mendatang.
Selain itu, Syahrul menuturkan, di banyak negara termasuk di Indonesia, politisi muda muncul sebagai pemimpin karena sistem politik yang dinilai lebih mendukung dan Mpok Ade-sapaan akrab Ade Puspitasari, memiliki modal tersebut.
Menurutnya, peluang politisi muda seperti Ade Puspitasari, menjadi pemimpin di Kota Bekasi mungkin terjadi, karena secara demografi Kota Bekasi bersinggungan langsung dengan ibukota, yang secara kualitas literasi anak muda di kota besar lebih melek dalam hal politik, dan tinggal bagaimana mekanisme dari partai untuk meraup simpati dari para milenial itu.
Meski iklim politik kini lebih bersahabat bagi politisi muda yang idealis, sambung Syahrul, tentu bukan tantangan yang mudah untuk mengusung politisi milenial.
“Ada banyak kendala yang bakal dihadapi, seperti senioritas di partai politik memberi ruang terbatas bagi politisi muda, karena bagaimanapun suara kelompok politisi tua lebih dominan,” bebernya.
Lebih jauh, Syahrul menambahkan, kendala tersebut tidak mungkin bisa jadi potensi yang dapat dimaksimalkan untuk menemukan formula agar figur muda seperti Ade Puspitasari, dapat diusung dan menjadi Wali Kota Bekasi termuda pertama sepanjang sejarah.
“Politisi muda dapat memberi kesegaran panggung politik, khususnya di Kota Bekasi. Mereka menawarkan gerakan baru, dengan sudut pandang jaman sekarang yang tetap berkolaborasi dengan para senior, untuk menerima input positif demi kemajuan Kota Bekasi,” tandasnya. (Mul)