Sumenep,- MPI – Kembali jadi perbincangan di media Sosial ( medsos) terkiat penertiban Pasar tumpah yang mengganggu jalan raya dan pengalihan jalur satu arah dinilai merugikan para pedagang yang berkepentingan. Dampak dari kebijakan, forkopimka dianggapnya tidak memihak tehadap masyarakat kecil khususnya para pedagang kaki lima dan ada juga yamgmemihak karena mereka merasa nyaman tidak macet saat melewati disepanjang jalan depan kantor kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep, Madura,
Jawa Timur.
Pro kontra itu menjadi
tranding topic dimedia Sosial dan berkomentar, serba serbi penutupan Pasar
tumpah dilokasi sepanjang jalan pasar keluarga mizan desa kalikatak, beerek tatangge sebiasa ajualan tajin ben koa, kasek..! Tajinna satalam tak paju sakalek, koana sapanci tak paju. Orenga seajual cabbi dan dll, mereka toa-toa tak bisa numpak honda entara ka pasar nyangkreng. ” Hei oreng aseragam pekkere rea keyan. alengna ako ajualan dilaok lorong tadek oreng nyabbela jelanna disompet ben oreng aseragam, oreng takokla ontong bede oreng beccek diadekna
tokona ji bunawa dibuak ajujual. Hai oreng berseragam kalian tak pernah tao mamma carana mereka panas-panas hanya untuk menghidupi keluarga dengan sekarang serba sulit,” komen akun medsos milik uswatun hasanah pakai bahasa kangean
Kalimat bahasa kangean tersebut jika diterjemahkan dalam bahasa
indonesia Ialah” serba serbi penutupan pasar tumpah dilokasi sepanjang jalan
pasar keluarga Mizan Desa Kalikatak kemarin tetangga yang berjualan bubur, kabe
dan kuah kasihannya bubur dan cabe tidak laku. mereka sudah sepu tidak bisa naik sepeda motor mau berjalan kaki kepasar nyangkreng terlalu jauh. hai orang yang berseragam fikirkan adekku berjualan diselatan jalan tidak ada orang yang
membeli karena, jalannya ditutup dengan orang yang berseragam, sehingga orang
takut. untung ada orang yang baik hati didekatnya toko haji bunawa diijinkan untuk berjualan,” komen akun medsos milik Uswatun Hasanah tersebut.
Namun, ada juga yang pro dalam penertiban itu berkomentar,
semangat jangan kendor pasti ada pro dan kontra terhadap suatu kebijakan baru
dan jangan terpengaruh, sebab suatu saat Masyarakat akan mengerti. saya tadi jalan-jalan ke arjsa senang sekali dengan diberlakukam aturan ini, jalan kondusif dan teratur seperti saya berada di kota besar, saat ini baru merasakan kangean rasa kota,” komentar dia melalui akun medsos Novita Gesta.
Selain itu, ada juga yang berkomentar, pedagangnya tidak bisa diatur coba dipikir secara jernih, layakkah jalan dijadiakan pasar…? terang
komentar akun medsos dea caem.
Usawatun Hasah kembali berkomentar dalam akun miliknya pakai kalimat-kalimat bahasa kangean, anola ekocak jek oreng aseragam se endikkebijakan rea kabbi tak endik toko dilaok lorong, tak ndik keluarga ajualan die. Polisi ben mobilna dipajang befak temor deddi mak bedea oreng melle melle kasek….! Oreng takok ngaredep ka oreng aseragam termasuk post caption ini oreng
aseragam kea corakna tangguna koar koar ataremakasih polana lancar jelan kecamatan Arjasa,” tindak lanjut akun milik uswatun hasanah dalam komentarnya.
Komentar tersebut diterjemahkan dalam kalimat bahsa indonesi artinya” Sudah saya bilang bahwa orang yang berseragam yang punyak kebijakan, semua yang punyak kebijakan tidak punyak toko diselatan jalan, dan tidak punyak keluarga jualan disana. Polisi dan Mobil dipajang dibarat danditimur, jadi tidak mungkin orang mau beli karena, orang takut semua kepada orang yang berseragam. Dan yang termasuk yang pos caption ini kayaknya orang berseragam karena berkoar koar menyampaikan terimakasih dengan lancarnya jalan di kecamatan Arjasa,” komen dia di medsos dalam akun miliknya. (Saleh).
ditimur, jadi tidak mungkin orang mau beli karena, orang takut semua kepada orang yang berseragam. Dan yang termasuk yang pos caption ini kayaknya orang berseragam karena berkoar koar menyampaikan terimakasih dengan lancarnya jalan di kecamatan Arjasa,” komen dia di medsos dalam akun miliknya. (Saleh).