Jakarta – MPI, 4 Maret 2021 – Presiden RI Joko Widodo menyampaikan, tahun 2021 merupakan tahun pemulihan bagi Indonesia yang harus dilandasi semangat dan optimisme. Hal ini disampaikan Presiden RI saat membuka Rapat Kerja (Raker) Kementerian Perdagangan Tahun 2021 dengan tema ‘Perdagangan Sebagai Sektor Penggerak Utama Pemulihan Ekonomi Nasional’ di Istana Negara, hari ini, Kamis (4/3). Menurut Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Presiden Joko Widodo secara khusus meminta seluruh jajaran Kemendag untuk tidak hanya bekerja secara normatif. Namun, harus selalu ada terobosan kreatif dan inovatif.
Presiden Joko Widodo, lanjut Mendag Lutfi, juga menyampaikan, akibat pandemi yang telah berlangsung selama setahun telah membuat kinerja perekonomian Indonesia berada dalam situasi yang tidak mudah. Hal itu membuat kita harus bekerja keras dalam mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional. Target pertumbuhan ekonomi tahun ini harus mencapai sekitar 5 persen. Presiden Joko Widodo menambahkan, kebijakan perdagangan Kemendag diharapkan mampu memberikan kontribusi besar terhadap agenda strategis pemulihan ekonomi nasional dan mampu menjamin ketersediaan bahan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau. Selain itu, kebijakan perdagangan juga diharapkan mampu menghidupkan sektor-sektor yang sempat terganggu, mampu mengundang investasi baru, dan mampu menciptakan peluang kerja baru. Mendag Lutfi menyampaikan, Presiden Joko Widodo dalam kesempatan ini juga memberikan enam arahan untuk Kementerian Perdagangan.
Pertama, perdagangan digital adalah suatu keharusan dan harus terus dikembangkan. Termasuk untuk mendukung para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam mengembangkan usahanya. Kedua, Kemendag harus memiliki kebijakan dan strategi pengembangan pasar produk nasional. Salah satunya dengan mendukung program Bangga Buatan Indonesia. Pusat perbelanjaan dan mal harus terus didorong memberikan ruang khusus untuk produk dalam negeri, khususnya UMKM. Ketiga, Presiden Joko Widodo juga meminta agar pasar ekspor Indonesia semakin diperluas dengan mengembangkan wilayah ekspor ke pasar-pasar nontradisional.
Kini banyak negara-negara di wilayah Afrika, Asia Selatan, dan Eropa Timur yang perekonomiannya tumbuh lebih dari 5 persen. Keempat, Kemendag diharapkan terus mendorong dan mendukung para pelaku UMKM untuk melakukan ekspor dan meningkatkan daya saingnya, termasuk dari segi kualitas dan kemasan produksi yang dihasilkan. Kelima, terkait perundingan perdagangan internasional, Presiden Joko Widodo mengharapkan Kemendag dapat mempercerpat proses berbagai perundingan yang masih berlangsung. Implementasi perundingan yang sudah telah selesai harus dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh para pelaku usaha Terakhir, Keenam, Presiden Joko Widodo meminta Kemendag terus menjaga dan memastikan ketersediaan bapok di seluruh wilayah dengan harga yang stabil serta terjangkau.
Kesetaraan harga di daerah-daerah pinggiran harus selalu diperbaiki. Selain itu, Kemendag juga perlu mengantisipasi kondisi menjelang Ramadan dan Idulfitri yang sebentar lagi tiba. Menurut Mendag Lutfi, dalam menyikapi dinamika sektor perdagangan saat ini, Kemendag akan selalu berperan aktif mendukung pemulihan ekonomi 2021 dari dampak pandemi Covid-19. “Menyikapi dinamika yang terjadi, sesuai arahan Bapak Presiden, Kemendag akan fokus kepada tiga langkah strategis utama, yaitu menjaga pasokan dan stabilisasi harga barang kebutuhan pokok dan penguatan pasar dalam negeri, meningkatkan ekspor nonmigas dan membuka akses pasar nontradisional, serta membantu dan memperkuat para UMKM untuk bersaing di pasar ekspor nonmigas melalui berbagai fasilitas,” terang Mendag Lutfi.
Menurut Mendag, secara umum, kinerja sektor perdagangan besar dan eceran di tahun 2020 mengalami pelemahan. Termasuk perdagangan kendaraan bermotor, yang merupakan salah satu indikator transaksi perdagangan, mengalami koreksi sebesar 3,72 persen. Namun, menurut perhitungan lapangan usaha, sektor perdagangan masih mampu memberikan kontribusi sebesar Rp1.995,4 triliun atau 12,93 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Ketika tahun lalu pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar USD 21,7 miliar, meskipun surplus tersebut lebih dikarenakan nilai impor Indonesia yang turun lebih besar dari nilai ekspor. Hal yang dapat menjadi catatan menggembirakan adalah 81,2 persen dari total ekspor Indonesia adalah dalam bentuk barang industri primer dan produk manufaktur.
“Hal itu menunjukkan, Indonesia telah bertransformasi menjadi kekuatan industri dan tidak lagi hanya mengekspor barang mentah dan barang setengah jadi,” jelas Mendag. Pada tahun 2020, ekspor Indonesia ke sejumlah kawasan tradisional dan nontradisional masih menunjukkan pertumbuhan, yaitu ke Eropa Barat (naik 17,07 persen), Amerika Utara (naik 3,51 persen), Asia Timur (naik 4,01 persen), Eropa Timur (naik 9,99 persen), dan Afrika Timur (naik 8,09 persen). Terkait kinerja perdagangan domestik, stabilitas harga bahan pokok tetap terjaga dengan tingkat inflasi bahan pangan yang bergejolak di angka 3,62 persen. Namun demikian, perdagangan ritel yang didominasi UMKM dan sektor informal mengalami tekanan yang cukup berat akibat pandemi Covid-19.
Raker Kemendag tahun ini, lanjut Mendag, bertujuan untuk memperkuat sinergi antar instansi dalam merumuskan langkah-langkah pencapaian target kinerja Kementerian Perdagangan, khususnya dalam upaya pemulihan ekonomi nasional. “Raker dilaksanakan pada 4—5 Maret 2021 di kantor Kemendag secara virtual dan diperkirakan akan diikuti sekitar 700 orang yang merupakan pejabat di lingkungan Kemendag, para Perwakilan Perdagangan di luar negeri, Kepala Dinas Provinsi dan Kabupaten/Kota yang membidangi perdagangan di seluruh Indonesia, dan para pelaku usaha,” pungkas Mendag. (Red Irwan)