Kota Bekasi, MPI
Pihak UPTD Pasar Bantargebang bersama pengembang dari PT Javana Arta Perkasa kembali melanjutkan proses penutupan akses di lantai dasar pasar tradisional ini, Kamis (25/3) malam. Seperti bisa diterka, proses penutupan ini mendapat aksi protes dari sejumlah pedagang yang menolak rencana revitalisasi yang akan dilaksanakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi.
Meski mendapat penolakan, petugas tetap melakukan penutupan akses yang biasa dilalui masyarakat pengunjung pasar dengan menggunakan material seng. Nampak terlihat di lokasi, yakni Kepala UPTD Pasar Bantargebang, Irma Suryani, yang baru bertugas menggantikan pejabat lama, Winsi. Sementara petugas gabungan dari kepolisian, TNI, dan Satpol PP terlihat bersiaga di lokasi kejadian untuk menghindari kerusuhan.
Penutupan akses ini merupakan upaya mensterilkan lokasi pasar dari aktifitas para pedagang sebelum revitalisasi dimulai. Selanjutnya, para pedagang rencananya akan direlokasi ke Tempat Penampungan Pedagang Sementara (TPPS) yang ada di lantai 1 Pasar Bantargebang.
Menurut penjelasan dari pihak manajemen PT Javana Arta Perkasa, Nathan Yudha, proses relokasi pedagang akan dimulai Jumat (26/3) pagi. “Proses relokasi ini sudah dimumkan sebelumnya agar para pedagang mengetahuinya,” imbuh Yudha.
Pihaknya sudah menyiapkan sebanyak 666 lokal TPPS di lantai 1 untuk para pedagang sampai revitalisasi kelar. Selain di lantai 1, pihaknya juga sudah menyiapkan TPPS di areal parkir yang berada di halaman depan Pasar Bantargebang. “Seluruh jumlah TPPS ini cukup untuk menampung para pedagang eksisting dan pedagang kaki lima yang sebelumnya memang berdagang di areal Pasar Bantargebang,” tegasnya. (Mul)