WAKIL WALI KOTA BEKASI DORONG UMKM PENGRAJIN TEMPE BENTUK PAGUYUBAN DAN KOPRASI

KOTA BEKASI – MPI
Wakil Wali Kota Bekasi DR. Tri Adhianto tinjau lokasi pengrajin tempe, toge dan tahu yang bertempat di Duren Jaya RT 05 RW 05 Kecamatan Bekasi Timur, jum’at (26/03/2021).

Peninjauan tersebut didasari dorongan Wakil Wali Kota Bekasi untuk meningkatkan mutu dan kualitas para UMKM di Kota Bekasi agar dapat meningkatkan produktivitas para pelaku UMKM.
Dalam peninjauan didapati aspirasi dari beberapa pengrajin tempe yang mengeluhkan tingginya bahan baku kedelai dan kacang ijo.

Pengrajin tempe mengeluhkan tingginya harga bahan baku pembuatan tempe yang biasanya 17 ribu perkilo dari importir, kini berubah menjadi 38 ribu perkilo.
Dari kenaikan bahan baku tersebut berimbas kepada minimnya pemasokan tahu tempe dipasaran, yang biasanya para pengrajin tempe memerlukan lebih kurang 2,1 ton perhari, produksi menjadi berkuran dari biasanya.

Sedangkan para pengrajin tempe merasa berat untuk memenuhi pasokan jika harus menaikan harga tempe, toge dan tahu dipasaran.
“Yang saya ingin sampaikan kepada Pak Wakil, saya selaku sekaligus mewakili para pengrajin tempe, meminta perhatian dari Pemerintah untuk dapat membantu mengatasi permasalahan bahan baku yang mahal dari importir kepada para pengrajin tempe,” Ujar Ihsan Budiman Pengrajin tempe.

Tri Adhianto selaku Wakil Wali Kota Bekasi menyikapi apa yang menjadi keluhan para pengrajin tempe.
Dalam sambutannya Tri menyampaikan akan segera menindak lanjuti keluhan tersebut, proses yang akan dilakukan diantaranya meneruskan keluhan tersebut kepada Wali Kota Bekasi yang kemudian akan diteruskan ke Mentri Pertanian.

“Saran saya silahkan dibentuk paguyuban para pengrajin tahu tempenya yang kemudian bentuk koprasi yang bekerjasama dengan pemerintahan, dengan demikian selain mendapatkan legalitas paguyuban, jika ada permasalahan seperti hal demikian bisa kita teruskan ke Kementrian terkait,” Pungkas Tri Adhianto.
Tri berharap untuk sementara ini para pengrajin tempe agar tetap produktif seperti biasa, selagi Pemerintah mencoba untuk menyelesaikan permasalahan terkait bahan baku kedelai dan kacang ijo yang tinggi dipasaran.
Reporter MPI, Yadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *