Kota Bekasi, MPI
Kedatangan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi yang baru, Aria Girinaya, nempaknya mulai menuai rasa tidak bersimpati bagi kalangan kader partai berlambang beringin ini. Bahkan etika berpolitik Aria Girinaya dipertanyakan karena sampai saat ini belum ada komunikasi yang terjakin dengan para tokoh dan kader senior Partai Golkar di Kota Bekasi.
Seperti diketahui, penunjukkan Aria Girinaya sebagai Plt Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi menggantikan Ade Pispitasari sesuai Surat Keputusan (SK) bernomor SKEP-62/ Golkar/ IV/2021 tentang Penunjukan Pejabat Pelaksana Tugas Ketua dan Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Bekasi masa bakti 2016-2020 ditandatangani oleh Plt Ketua H TB Ace Syadzili dan Sekretaris Ade Ginanjar di Bandung pada 8 April 2021. Dalam struktur kepengurusan partai, Aria Girinaya merupakan Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD Partai Golkar Jawa Barat.
Hampir sepekan Aria Girinaya bersama Plt Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Bekasi Amin Fauzi melaksanakan tugasnya. Dimulai dengan kunjungan keduanya ke gedung Sekretariat DPD Partai Golkar Kota Bekasi yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Bekasi Selatan, Senin (12/4) lalu.
Meski demikian, hingga saat ini belum ada kabar tentang komunikasi yang terjalin antara Aria Girinaya dengan tokoh dan kader senior Partai Golkar di Kota Bekasi, seperti Abdul Manan, Rahmat Effendi selaku mantan Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi, atau Ade Puspitasari selaku mantan Plt Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi yang juga anggota DPRD Provinsi Jawa Barat. Kondisi inilah yang kemudian menimbulkan asumsi miring dari sejumlah kader Partai Golkar di Kota Bekasi.
Seperti yang diungkapkan Tarsono Iday selaku Kader Penyelamat Partai Golkar Kota Bekasi yang juga Bendahara AMPI Kota Bekasi. Menurut dia sikap enggan yang ditunjukkan Aria Girinaya untuk menjalin komunikasi dengan tokoh Golkar di Kota Bekasi tidak sesuai dengan adat dan tradisi masyarakat Kota Bekasi.
“Aria Girinaya kan baru bertugas di Kota Bekasi, bagaimana pun juga dia harus menyesuaikan diri dengan kultur budaya masyarakat Kota Bekasi dong. Kan banyak tokoh-tokoh atau kader senior Partai Golkar di Kota Bekasi ini, ya seharusnya jalinlah komunikasi yang baik,” ujar Tarsono Iday, Kamis (15/4) sore.
Menurut Iday, sikap yang ditunjukkan Aria Girinaya tidak mencontohkan seorang pemimpin Partai Golkar yang bijak dan beretika. “Apalagi masih dalam satu keluarga besar di tubuh Partai Golkar, masa sih gak ada komunikasi sama sekali. Justru kami menjadi tidak bersimpati jika Aria agirinaya enggan sowan ke para tokoh Golkar di Kota Bekasi,. Wajar saja jika etika berpolitik Aria Girinaya kami pertanyakan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Iday mempertanyakan statemen Aria Girinaya tentang gedung Sekretatiat DPD Partai Golkar Kota Bekasi menjadi marwah partai. Menurut Iday, statemen tersebut terkesan dangkal dan masih terburu-buru.
“Padahal marwah Partai Golkar di Kota Bekasi bukan hanya berupa fisik gedung sekretariat. Tapi makna marwah yang dimiliki Partai Golkar di Kota Bekasi bisa lebih luas. Semangat juang pemimpin Golkar seperti Pak Rahmat Effendi dalam mempertahankan suara partai dan jumlah kursi di lembaga legislatif seharusnya juga menjadi bagian dari marwah partai,” paparnya.
Menutup perbincangan, Iday berharap agar Aria Girinaya lebih luwes menahkodai Partai Golkar di Kota Bekasi. “Ibaratnya masuk ke rumah orang kudu kulonuwon lebih dulu, dan melakukan komunikasi dengan para tokoh Partai Golkar di Kota Bekasi ini. Jika ini dilakukan, saya yakin seluruh kader akan bersimpati dan mendukung penuh kepemimpinan Aria Girinaya sebagai Plt Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi,” katanya.
Iday juga berharap program yang sudah dijalankan Ade Puspitasari selama menjabat Plt Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi dapat dilanjutkan oleh Aria Girinaya. “Karena program yang sudah dijalankan Teh Ade sangat baik dan sudah mampu mendekatkan Golkar dengan masyarakat Kota Bekasi. Kalau sudah baik, ya sebaiknya dilanjutkan,” pungkasnya. (Mul)