Kota Bekasi, MPI
Meski belum terjadwal secara pasti, rencana pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) DPD Partai Golkar Kota Bekasi disambut antusias oleh kalangan kader partai berlambang beringin ini. Sinyalemen pelaksanaan ajang pemilihan Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi ini juga diramaikan dengan aksi dukung-mendukung terhadap figur bakal calon yang akan bertarung dalam Musda nanti.
Tak jarang, fanatisme para kader terhadap salah seorang bakal calon Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi yang akan bertarung dalam Musda nanti dikhawatirkan menimbulkan konflik internal di lintas akar rumput (grasroot). Hal inilah yang akhirnya menimbulkan suasana memanas jelang pelaksanaan Musda V Partai Golkar Kota Bekasi.
Suasana memanas ini diakui salah seorang sepuh Partai Golkar Kota Bekasi H Yusuf Nasih. Biasanya, kata dia, fanatisme dukungan kader terhadap figur calon Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi ini fisalurkan melalui histori atau status aplikasi pesan seperti WhatsApp.
Namun terkadang, politisi senior Partai Golkar ini tak menampik jika fanatisme yang berlebihan ini menyulut aksi saling menyerang dari kalangan kader Partai Golkar terhadap figur kandidat lainnya. Kondisi ini yang membuat Yusuf Nasih mengaku prihatin.
“Ya kalau ada intrik atau keadaan saling serang di media sosial, sebetulnya itu bukan kebiasaan atau karakter Partai Golkar. Karena selama saya jadi pengurus Partai Golkar, saya merasakan para kader Golkar memiliki etika berpolitik yang santun dan profesional,” ungkap Yusuf Nasih saat diajak berbincang, belum lama ini.
Lelaki yang populer disapa Yunas ini menambahkan, sejatinya setiap kader akan bisa memahami situasi atau kondisi yang sedang berkembang dan terjadi di dalam tubuh Partai Golkar. “Makanya saya optimis seluruh kader mampu menahan diri, untuk tidak saling menyerang atau saling menyindir di media sosial,” tegasnya.
Yunas menilai adanya intrik atau sikap saling menyerang di kalangan kader akan berdampak terhadap citra Partai Golkar di mata pengurus partai lainnya. “Kalau sampai ada konflik yang meruncing, tentu akan memalukan Partai Golkar. Apalagi semua sudah tahu bahwa kader Golkar adalah kader yang profesional, paham dan memiliki etika berpolitik yang tinggi,” katamya.
Yang terparah, Yunas khawatir konflik internal yang berkelanjutan jelang Musda akan menimbulkan dampak perpecahan. “Ini yang saya khawatirkan, adanya perpecahan akibat gesekan di kalangan grasroot,” ulas dia.
Selain berdampak terhadap penilaian partai lain, Yunas menyebut konflik internal akan memberikan citra negatif dari kalangan masyarakat terhadap Partai Golkar. “Masyarakat umum akan menilai, lha dia sama kawannya aja begitu apalagi sama kita? Kan oada akhirnya masyarakat akan berfikir seperti itu,” paparnya.
Yunas kemudian mengingatkan adanya tugas berat bagi Ketua DPD Partai Kolkar Kota Bekasi terpilih, untuk menyatukan kembali para kader yang berbeda pilihan. “Nah itu nanti jadi tugas ketua terpilih nanti, siapa pun yang terpilih harus mampu menyatukan kembali, jangan membeda-bedakan sikap terhadap kader-kader yang mungkin berseberangan atau mendukung calon lain,” ujarnya.
Begitu juga, Yunas berharap seluruh kader Partai Golkar akan tetap solid mendukung figur yang terpilih dan memenangkan Musda DPD Partai Golkar Kota Bekasi nanti. “Ikut bersama-sama berjuang dan menata Golkar kembali, hilangkan egosentris individual, dan tetap memiliki semangat yang sama untuk terus membesarkan Partai Golkar,” pungkasnya mengakhiri perbincangan. (Mul)