Kompleksitas masalah dalam literasi digital menuntut perlunya kajian strategis dan mendalam tentang Pengaruh Kemampuan Literasi Digital terhadap Profesionalisme Prajurit TNI AD, menindaklanjuti hal tersebut Staf Ahli (Sahli) Kasad Bidang Sosbudkumham dan Narkoba di bawah pimpinan Pa Sahli Tk III Mayjen TNI Dr. Marga Taufiq, S.H., M.H. dan Pa Sahli Tk II Kasad Bidang Sosbud Brigjen TNI R.L. Simandjuntak menggagas untuk menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD), bertempat di Aula Dharmagati Ksatria Jaya Pusbekangad, Kramat Jati, Jakarta Timur (15/6/2021).
Kegiatan FGD melibatkan beberapa satuan jajaran TNI AD antara lain Staf Umum Angkatan Darat, Balakpus, Kotama jajaran TNI AD, Puspen TNI, dan Kemenkominfo RI dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan secara proporsional dalam rangka turut serta memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Narasumber utama dalam FDG ini Boni Pudjianto, PHD selaku Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo RI mengambil judul “Literasi Digital untuk Meningkatkan Profesionalisme di Lingkungan TNI”. Selain itu Wakapuspen TNI Laksma TNI Tedjo Sukmono, S.H.. CHRMP memberikan materi dengan judul “Literasi Digital Bekal Prajurit TNI Menghadapi Cepatnya Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Era Revolusi Industri 4.0”
Secara khusus Pangdam VI/Mulawarman yang diwakili Kapoksahli Pangdam VI/Mlw Brigjen TNI Erwin Herviana, S.Sos., M.M membawakan materi berjudul “Strategi Sosialisasi Literasi Digital Kodam VI/Mlw dalam rangka Meningkatkan Kecakapan Digital Prajurit TNI AD” Hadir dalam acara FGD tersebut Koorsahli Kasad Letjen TNI Wisnoe P.B., Paban Sintelad, Paban Spersad, Dirkumad, Para Perwira yang mewakili Sat Balakpus, Kodam I/BB, Kodam III/Slw, Kodam V/Brw, dan Kodam Jaya, Para Pa Sahli Tk III Kasad dan Pa Sahli Tk II Kasad, Paban Sahli Kasad, serta tamu undangan lainnya.
Koorsahli Kasad, Letjen TNI Wisnoe P.B. dalam sambutannya mengatakan bahwa prajurit TNI AD sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, karena sebagai makhluk sosial senantiasa berinteraksi dengan pengetahuan dan teknologi di bidang informasi dan komunikasi.
“Penggunaan media digital sebagai sarana untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi ditandai dengan munculnya blog, maupun platform jejaring sosial, sehingga prajurit TNI AD dapat membangun relasi dan koneksi tanpa mendapat halangan dari segi ruang dan waktu, “ tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan, kondisi ini berdampak positif, tetapi juga berdampak negatif berupa terjadinya penyebaran informasi yang seharusnya tidak diketahui oleh umum (informasi yang bersifat rahasia). Penggunaan Medsos secara berlebihan untuk bergurau atau mengomentari sesuatu hal namun berakibat terjadinya ketersinggungan yang bersifat SARA.
“Penyebaran berita bohong (hoaks) dan provokatif, serta penyebaran situs yang mengandung unsur pornografi dan perjudian yang berdampak langsung pada masyarakat dan kalangan prajurit. Ke depan, TNI AD harus melakukan pemetaan literasi digital guna mewujudkan profesionalisme prajurit serta melaksanakan kontrol secara efektif agar prajurit tidak terlibat lagi masalah hukum, namun juga untuk hal-hal yang bermanfaat untuk membantu tugas satuan secara umum. Perkembangan teknologi digital merupakan suatu keniscayaan yang harus dimanfaatkan untuk mendukung tugas”, jelasnya.
Dirinya menyatakan, pemetaan literasi digital di lingkungan prajurit TNI AD suatu langkah yang sangat penting untuk mencari solusi terbaik terhadap penggunaan digital yang benar. Literasi digital yang baik dan benar akan mewujudkan profesionalisme prajurit TNI AD khususnya dalam menggunakan teknologi digital
Penyelenggaraan FGD terkait pengaruh kemampuan literasi digital terhadap profesionalisme prajurit TNI AD mendapat dukungan penuh dari Kemenkominfo karena dari sinilah akan terbuka jaringan dan mitra pemangku kekuasaan dengan lingkup TNI AD yang selama ini belum terjalin secara maksimal, demikian pula dukungan dari Puspen TNI dan satuan-satuan di Kotama Balakpus tentang bagaimana prajurit TNI perlu segera memiliki kecakapan literasi digital dalam mendukung tugas pokok satuan dan meningkatkan profesionalisme prajurit.
Rangkaian FGD diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan penyampaikan materi diskusi oleh 3 narasumber. Secara antusias di bawah moderator Letkol Cba (K) Siti Fajar Nuraini, S.E., M.M. (Ahli Hubint Puskersin TNI) peserta mengajukan beberapa pertanyaan dan tanggapan kritis, terutama kepada pihak Kemenkominfo, antara lain belum tergelarnya jaringan di Pulau Sebatik dan daerah terpencil lainnya, lepasnya hacker ke pihak lain, dan perlunya upaya nyata dalam take down terhadap permasalahan yang tidak pantas bagi organisasi ataupun profesionalisme prajurit TNI AD.
Kita akhirnya dapat merunut kesimpulan dari para narasumber dan diskusi adalah bahwa perubahan perkembangan teknologi informasi komunikasi di bidang militer/pertahanan diantaranya adalah sistem deteksi, jaringan komunikasi, data real time, dan persenjataan modern. Media sosial menjadi salah satu alat untuk menjadi bentuk ancaman nyata dalam perang modern. Strategi membangun kompetensi dan kapasitas literasi digital bagi prajurit TNI yaitu dengan mengakses, menyeleksi, memahami, menganalisis, memverifikasi, mengevaluasi, mendistribusi, memproduksi, berpartisipasi, dan berkolaborasi. Sehingga tidak mudah terprovokasi dengan pola pikir dan pandangan kritis, tidak menjadi korban informasi hoaks.
Selanjutnya berkembangnya teknologi terbagi 3 perspektif dimana teknologi yang bersifat membangun dan bersifat mengganggu. berupa kejahatan siber dan berkembangnya hoaks. Indonesia memiliki angka 3,47 dari skala 5 dengan kualifikasi sedang untuk indeks literasi digital.
Empat kerangka Pilar Literasi Digital antara lain digital culture, digital skill, digital safety, dan digital ethics.
Literasi digital untuk mendukung profesionalisme TNI dilakukan dengan cara memahami dan mengetahui cara penggunaan platform digital untuk penyusunan tupoksi TNI, mampu memahami etika berinteraksi di ruang digital, mampu memahami dan mencegah celah-celah ancaman ruang digital yang berasal dari sisi pengguna, serta mampu mengamankan nilai-nilai Pancasila dan kebhinnekaan di dalam ruang digital.
Acara diakhiri dengan penyerahan cendera mata dari Koorsahli Kasad, Letnan Jenderal TNI Wisnoe P.B kepada ketiga narasumber dan moderator, serta dengan berakhirnya alunan lagu Bagimu Negeri maka berakhirlah seluruh rangkaian FGD oleh Sahli Kasad Bidang Sosbudkumham dan Narkoba.
Kegiatan FGD melibatkan beberapa satuan jajaran TNI AD antara lain Staf Umum Angkatan Darat, Balakpus, Kotama jajaran TNI AD, Puspen TNI, dan Kemenkominfo RI dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan secara proporsional dalam rangka turut serta memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Narasumber utama dalam FDG ini Boni Pudjianto, PHD selaku Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo RI mengambil judul “Literasi Digital untuk Meningkatkan Profesionalisme di Lingkungan TNI”. Selain itu Wakapuspen TNI Laksma TNI Tedjo Sukmono, S.H.. CHRMP memberikan materi dengan judul “Literasi Digital Bekal Prajurit TNI Menghadapi Cepatnya Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Era Revolusi Industri 4.0”
Secara khusus Pangdam VI/Mulawarman yang diwakili Kapoksahli Pangdam VI/Mlw Brigjen TNI Erwin Herviana, S.Sos., M.M membawakan materi berjudul “Strategi Sosialisasi Literasi Digital Kodam VI/Mlw dalam rangka Meningkatkan Kecakapan Digital Prajurit TNI AD” Hadir dalam acara FGD tersebut Koorsahli Kasad Letjen TNI Wisnoe P.B., Paban Sintelad, Paban Spersad, Dirkumad, Para Perwira yang mewakili Sat Balakpus, Kodam I/BB, Kodam III/Slw, Kodam V/Brw, dan Kodam Jaya, Para Pa Sahli Tk III Kasad dan Pa Sahli Tk II Kasad, Paban Sahli Kasad, serta tamu undangan lainnya.
Koorsahli Kasad, Letjen TNI Wisnoe P.B. dalam sambutannya mengatakan bahwa prajurit TNI AD sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, karena sebagai makhluk sosial senantiasa berinteraksi dengan pengetahuan dan teknologi di bidang informasi dan komunikasi.
“Penggunaan media digital sebagai sarana untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi ditandai dengan munculnya blog, maupun platform jejaring sosial, sehingga prajurit TNI AD dapat membangun relasi dan koneksi tanpa mendapat halangan dari segi ruang dan waktu, “ tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan, kondisi ini berdampak positif, tetapi juga berdampak negatif berupa terjadinya penyebaran informasi yang seharusnya tidak diketahui oleh umum (informasi yang bersifat rahasia). Penggunaan Medsos secara berlebihan untuk bergurau atau mengomentari sesuatu hal namun berakibat terjadinya ketersinggungan yang bersifat SARA.
“Penyebaran berita bohong (hoaks) dan provokatif, serta penyebaran situs yang mengandung unsur pornografi dan perjudian yang berdampak langsung pada masyarakat dan kalangan prajurit. Ke depan, TNI AD harus melakukan pemetaan literasi digital guna mewujudkan profesionalisme prajurit serta melaksanakan kontrol secara efektif agar prajurit tidak terlibat lagi masalah hukum, namun juga untuk hal-hal yang bermanfaat untuk membantu tugas satuan secara umum. Perkembangan teknologi digital merupakan suatu keniscayaan yang harus dimanfaatkan untuk mendukung tugas”, jelasnya.
Dirinya menyatakan, pemetaan literasi digital di lingkungan prajurit TNI AD suatu langkah yang sangat penting untuk mencari solusi terbaik terhadap penggunaan digital yang benar. Literasi digital yang baik dan benar akan mewujudkan profesionalisme prajurit TNI AD khususnya dalam menggunakan teknologi digital
Penyelenggaraan FGD terkait pengaruh kemampuan literasi digital terhadap profesionalisme prajurit TNI AD mendapat dukungan penuh dari Kemenkominfo karena dari sinilah akan terbuka jaringan dan mitra pemangku kekuasaan dengan lingkup TNI AD yang selama ini belum terjalin secara maksimal, demikian pula dukungan dari Puspen TNI dan satuan-satuan di Kotama Balakpus tentang bagaimana prajurit TNI perlu segera memiliki kecakapan literasi digital dalam mendukung tugas pokok satuan dan meningkatkan profesionalisme prajurit.
Rangkaian FGD diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan penyampaikan materi diskusi oleh 3 narasumber. Secara antusias di bawah moderator Letkol Cba (K) Siti Fajar Nuraini, S.E., M.M. (Ahli Hubint Puskersin TNI) peserta mengajukan beberapa pertanyaan dan tanggapan kritis, terutama kepada pihak Kemenkominfo, antara lain belum tergelarnya jaringan di Pulau Sebatik dan daerah terpencil lainnya, lepasnya hacker ke pihak lain, dan perlunya upaya nyata dalam take down terhadap permasalahan yang tidak pantas bagi organisasi ataupun profesionalisme prajurit TNI AD.
Kita akhirnya dapat merunut kesimpulan dari para narasumber dan diskusi adalah bahwa perubahan perkembangan teknologi informasi komunikasi di bidang militer/pertahanan diantaranya adalah sistem deteksi, jaringan komunikasi, data real time, dan persenjataan modern. Media sosial menjadi salah satu alat untuk menjadi bentuk ancaman nyata dalam perang modern. Strategi membangun kompetensi dan kapasitas literasi digital bagi prajurit TNI yaitu dengan mengakses, menyeleksi, memahami, menganalisis, memverifikasi, mengevaluasi, mendistribusi, memproduksi, berpartisipasi, dan berkolaborasi. Sehingga tidak mudah terprovokasi dengan pola pikir dan pandangan kritis, tidak menjadi korban informasi hoaks.
Selanjutnya berkembangnya teknologi terbagi 3 perspektif dimana teknologi yang bersifat membangun dan bersifat mengganggu. berupa kejahatan siber dan berkembangnya hoaks. Indonesia memiliki angka 3,47 dari skala 5 dengan kualifikasi sedang untuk indeks literasi digital.
Empat kerangka Pilar Literasi Digital antara lain digital culture, digital skill, digital safety, dan digital ethics.
Literasi digital untuk mendukung profesionalisme TNI dilakukan dengan cara memahami dan mengetahui cara penggunaan platform digital untuk penyusunan tupoksi TNI, mampu memahami etika berinteraksi di ruang digital, mampu memahami dan mencegah celah-celah ancaman ruang digital yang berasal dari sisi pengguna, serta mampu mengamankan nilai-nilai Pancasila dan kebhinnekaan di dalam ruang digital.
Acara diakhiri dengan penyerahan cendera mata dari Koorsahli Kasad, Letnan Jenderal TNI Wisnoe P.B kepada ketiga narasumber dan moderator, serta dengan berakhirnya alunan lagu Bagimu Negeri maka berakhirlah seluruh rangkaian FGD oleh Sahli Kasad Bidang Sosbudkumham dan Narkoba.