Pelatihan Pengusaha Sanitasi di Kota Bekasi, Mitra BDS CEMSED – IUWASH PLUS WJDT

Bekasi, MPI
Pelaksanaan kegiatan pelatihan pengusaha Sanitasi Kota Bekasi, Mitra BDS CEMSED – IUWASH PLUS WJDT,
dari tanggal 17 sampai dengan 19 Juni 2021 yang dihadiri Kepala Dinas kesehatan Kota Bekasi dan perwakilan dari Dinas Perkim Kota Bekasi, dari IUWASH ada Qomar, Anwar, dkk Bekasi, 17/06/2021

Dari proses pelatihan wirausaha sanitasi yang diikuti oleh 10 peserta, telah berhasil membuka
wawasan dan memberikan motivasi kembali kepada masyarakat Kota Bekasi, untuk mengembangkan usaha di bidang sanitasi.

Peserta pelatihan H. Paryadi, SE menyampaikan, Selain itu keterampilan pendukung seperti pemahaman
dan praktek mengenai teknologi jamban sehat Septik Tank Biofilter akan dapat bermanfaat tidak
hanya dalam bidang sanitasi, tetapi juga pengembangan usaha di bidang lainnya.

Dari pelatihan
tersebut peserta telah mampu menyusun rencana tindak lanjut dan peningkatan keterampilan dalam
melakukan konstruksi jamban sehat “Tegas H. Paryadi”.

Di Tempat yang sama Nurdin peserta pelatihan juga menyampaikan Motivasi peserta mengikuti proses pelatihan dan pendampingan di wilayahnya sangat baik, karena masyarakat merasa diberikan kekuatan lagi untuk bisa melakukan sesuatu karena telah mengetahui
inovasi terhadap isu kehilangan air yang digunakan menyiram closet, dengan memanfaatkannya
kembali untuk tujuan lain (added value terhadap efluen)”ucap Nurdin”.

H. Paryadi, SE menambahkan Proses pendampingan berusaha mengawal komitmen para pengusaha sanitasi untuk benar-benar
merealisasikan rencananya dan membantu dalam pemecahan masalah secara bersama-sama sehingga
tujuan awal untuk mempercepat pembangunan sanitasi di wilayahnya dapat tercapai.

Untuk tujuan tersebut pula, pendampingan dilakukan melalui komunikasi dengan semua pihak yang terkait
pembangunan sanitasi sehingga pengembangan usaha sanitasi tidak berjalan sendiri, melainkan
terintegrasi dengan keseluruhan strategi program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang dikoordinasi oleh pemerintah setempat.

Kita harus mendatangi beberapa tempat yang masyarakatnya masih memiliki kesadaran akan sanitasi sangat rendah.
Oleh karena itu, perlu upaya yang sinergis juga dengan kegiatan pemicuan perubahan prilaku di masyarakat untuk stop buang air besar sembarangan, sehingga upaya promosi sarana jamban dapat disambut baik oleh masyarakat yang sudah sadar akan pentingnya sarana sanitasi. Tutupnya.
Reporter MPI, Yadi