Sosialisasikan Prokes Melalui Anjangsana, Satgas Yonif 512/QY Gali Potensi Wilayah Di Ujung Timur Indonesia

MediaPATRIOT – JAKARTA, tniad.mil.id – Anjangsana merupakan salah satu metode kegiatan teritorial yang dapat menciptakan suasana harmonis antara TNI dengan masyarakat, melalui anjangsana akan diperoleh data tentang situasi dan kondisi wilayah baik dari segi geografi, demografi maupun kondisi sosial masyarakat.
Melalui anjangsana Satgas Pamtas RI-PNG Yonif Mekanis 512/QY selain menyosialisasikan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid -19, juga menggali potensi wilayah yang ada di perbatasan Papua agar dapat dikembangkan kedepannya.
Seperti yang dilakukan oleh Pos Kalipay meninjau pembuatan kerajinan tangan berupa tas Noken yang terbuat dari bahan dasar kulit kayu putih di Kampung Pund, Distrik Waris, Kabupaten Keerom.
Penggalian potensi wilayah yang dilakukan oleh Pos Kalipay ini ditujukan kepada kerajinan tangan yang dibuat oleh masyarakat agar dapat dikembangkan secara lebih lanjut dan dipasarkan dengan cara yang tepat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dansatgas Letkol Inf Taufik Hidayat dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/7/2021), menjelaskan bahwa selain memberikan pelayanan kepada masyarakat, penggalian potensi wilayah juga salah satu prioritas Satgas Yonif Mekanis 512/QY.

“Ini merupakan salah satu prioritas yang kami lakukan untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat Papua, khususnya yang berada di wilayah perbatasan, ” tuturnya.
“Tujuannya agar pemasaran dari kerajinan tangan tas Noken dapat tepat sasaran dan harganya meningkat, karena selama ini kerajinan tas Noken dijadikan sebagai mata pencaharian masyarakat dengan memanfaatkan waktu di tengah pandemi Covid – 19, ” terang Letkol Inf Taufik Hidayat.
Untuk diketahui, pembuatan tas rajut Noken bisa dilakukan dengan dua bahan yaitu dengan bahan benang nylon dan bahan kulit kayu, anggota Pos Kalipay memberikan arahan kepada masyarakat agar harga penjulanan tas Noken di sesuaikan dengan bahan dasar dan tingkat kesulitan proses pembuatannya.
Dengan demikian masyarakat akan lebih paham cara pemasaran dan memperoleh hasil penjualan yang sebanding dengan tingkat kesulitan proses pembuatan kerajinan tangan tas Noken.
Sementara itu, Norce (53) salah satu pembuat kerajinan tangan tas Noken mengungkapkan bahwa proses pembuatan tas Noken dari bahan kulit kayu lebih sulit karena melalui proses yang panjang mulai dari pemotongan kulit kayu, pembersihan kotoran, perendaman selama satu malam dan penjemuran hingga kering.

Norce menambahkan setelah bahan kulit kayu siap untuk diolah, dalam proses pengerjaannya juga dibutuhkan kesabaran dan ketelitian, agar hasil rajutan bagus dan laku untuk dijual. (Dispenad) (red Irwan)