Jakarta. Webinar tersebut merupakan bentuk kepedulian untuk mendorong peran pemanfaatan data dalam sektor publik maupun swasta, berkaitan dengan sektor kewirausahaan atau bisnis.
kegiatan ini terlaksana berkat kerja sama yang baik antara ASTRA dengan Kementerian PPN/ Bappenas, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Kementerian Koperasi dan UKM, Badan Pusat Statistik, Badan Informasi Geospasial, dan Satu Data Indonesia.
Tentu dengan tujuan memberikan informasi kepada masyarakat terkait pemanfaatan data dalam penyusunan strategi bisnis, meliputi:
Pertama, sosialisasi informasi kepada masyarakat berkenaan inisiatif Satu Data Indonesia
Kedua, peran pemanfaatan data dalam sektor publik maupun swasta, kaitannya dengan kewirausahaan/bisnis perspektif Dunia Usaha
Ketiga, meningkatkan kontribusi masyarakat, dunia usaha dan kebijakan dalam mendukung pemanfaatan dan tata kelola data pada sektor dunia usaha
Keempat, memberikan informasi terkait praktik baik sektor dunia usaha dalam mendukung pencapaian pembangunan nasional dan SDGs melalui CSR.
Dampak Pandemi Covid 19 pada dunia usaha dan UMKM mendasari ruang lingkup dari kegiatan webinar ini yaitu pada sosialisasi mengenai pemanfaatan data dan perannya dalam dunia kewirausahaan
Selanjutnya, Knowledge Sharing mengenai pemanfaatan data untuk penyusunan strategi bisnis merespon Kendala dan Tantangan di Masa Pandemi, dan kemudian praktik baik pemanfaatan data di sektor dunia usaha dan UMKM melalui Corporate Social Responsibility (CSR).
Taufik Hanafi selaku keynote speaker mengatakan, Presiden menegaskan bahwa dalam mengambil keputusan Pemerintah harus terus merujuk pada Data, dan data menjadi sumber minyak yang baru dalam transformasi Digital.
Pandemi Covid-19 mempercepat transformasi digital dengan memberikan peluang bagi ekonomi digital untuk melakukan percepatan.
“Hal ini dapat dilihat dari terjadinya pergeseran digitalisasi melalui perubahan cara kerja dan produksi serta model bisnis,” ujar Hanafi.
Dijelaskan Hanafi, melalui Platform eCommerce sebagai Market Place dalam bertransaksi, ekonomi digital memberikan akses tanpa batasan wilayah kepada masyarakat, terkhusus hal ini membuka kesempatan pada UMKM untuk memasarkan produknya secara lebih luas menggunakan infrastruktur digital.
“Di sisi lain, pemanfaatan teknologi juga dapat memutus rantai pasok pertanian sehingga pendapatan petani meningkat dan harga produk lebih murah,” tambahnya.
Pandemi memberikan dampak kepada pelaku UMKM dalam posisi yang sulit, hingga mengalami kebangkrutan karena terjadinya penurunan demand yang menyebabkan pemberhentian pekerja serta tidak tersedianya sumberdaya keuangan untuk mempertahankan usaha.
Sebagai upaya dalam menangani hal tersebut, pemerintah melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional memberikan bantuan kepada UMKM untuk melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan ekonomi pelaku usaha di masa pandemi.
Terdapat empat tindakan yang dilaksanakan untuk meningkatkan dampak kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional, diantaranya dengan memberikan kemudahan akses UMKM untuk memperoleh dukungan, mempertajam fokus dalam membangun keberlanjutan dan daya saing, mengatur dan memfokuskan ekosistem pendukung melalui UMKM nerve center, serta perencanaan dalam menyiapkan next ungkap Siti Azizah selaku Deputi Bidang Kewirausahaan, Kementerian Koperasi dan UKM RI.
Dalam mengembangkan Kewirausahaan Berbasis Ekosistem, pemerintah mengupayakan pendekatan melalui pendidikan, pendampingan, pendanaan, kebijakan, pasar, serta SDM.
Salah satu komponen pendukung dalam mensukseskan pengembangan kewirausahaan adalah dengan membangun sistem data untuk dijadikan program utama kemenkop UKM. Pengembangan basis data tunggal sesuai yang diamanatkan melalui UU 11/2020 tentang Cipta Kerja merupakan backbone program penguatan UMKM dalam mendukung PEN serta mendukung implementasi digitalisasi.
Tentunya Kementerian KUKM sebagai leading sector basis data tersebut memiliki peran penting, dan berencana untuk membentuk Gugus Tugas Percepatan, penyiapan basis data tunggal UMKM berdasarkan Satu Data Indonesia, serta pelaksanaan pendataan pada tahun 2021.
Menanggapi bagaimana pendataan memberikan stimulus pada desa untuk menjadi Smart Village melalui transformasi Data Monografi Desa serta bersama dengan CSO dan Dunia Usaha sehingga kemandirian dimulai dari komunitas terkecil masyarakat yaitu Desa.
Kekurangan UMKM desa adalah, mereka memproduksi tapi tidak mengetahui kuantitas yang harus dihasilkan dan berapa permintaan didalamnya, sehingga kalau bicara tentang Data UMKM maka kita harus terintegrasi dengan Data Grabfood ataupun data lainnya yang memetakan pasar kebutuhan yang ada.
Bondan Susilo memberikan informasi dengan Praktik Baik Desa Sejahtera Astra dengan Rancang Bangun Smart Village Berbasis Data serta Program Latar belakang Desa Sejahtera Astra, dan Pemanfaatan Data dalam Rancang Bangun Smart Village, hingga Manfaat dan Dampak Program Desa Sejahtera Astra sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Melengkapi program ASTRA lainnya melalui aspek bisnis yang berkelanjutan, berdasarkan Astra Group yang memiliki cabang di 34 provinsi, publik contribution ada 4 pilar Astra Cerdas, Astra Sehat.
Melalui modul yang generik dicoba upscaling Desa dengan produk kolaborasi dengan lainnya untuk market terstandar, mereka harus tergabung dalam konsorsium dengan membentuk lembaga yang telah menuju kemandiri ekosistem usaha dengan anggota yang ada. Contoh cluster kopi dengan beragamnya kopi yang dapat disatukan dengan pangsa pasar yang ada, hingga ekspor produk.
Untuk agriculture kita menggandeng beberapa mitra sehingga tercipta beberapa ekosistem marker yang memiliki kredibilitas dalam standar produk. Kemudian menciptakan Astra Export Academy sehingga dapat membantu DSA yang memiliki produk unggulan.
“Semua akan dirangkum dalam dashboard sustainability dan MONEV dengan menetapkan parameter kunci seperti peningkatan pendapatan, ekspor dan jumlah produk dan produk turunan yang dilakukan terus menerus dan diakses oleh potensi ekspor yang ada,” tutup Bondan Susilo. (red Irwan)