Bekasi, MPI
BKKBN Sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga dan Kelompok Sasaran Bangga Kencana, bersama Dra. Wenny Haryanto, SH. Anggota DPR RI komisi
IX DPR RI. Di Rumpikal Kalibaru Tanggal 07/10/2021
Dra. Hj. Wenny Haryanto, SH. Saat memberikan sambutan pada acara sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga 2021 (PK21)di Kota Bekasi.
Kami sampaikan bahwa dalam menjalankan tugas dan fungsi saya sebagai Anggota DPR RI, maka dengan ini saya mengadakan kegiatan KIE (Komunikasi, informasi dan Edukasi) Penguatan Pendataan Keluarga dan Kelompok Sasaran Bangga Kencana bersama badan kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kota Bekasi , melakukan sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga
Rangkaian sosialisasi rutin yang dilakukan oleh Perwakilan BKKBN Kota Bekasi dengan menggandeng mitra kerjanya. Tujuan sosialisasi kali ini adalah untuk memberikan penguatan terkait program nasional pemerintah yakni Pendataan Keluarga 2021 (PK21).
Dalam sambutannya, Dra. Wenny Haryanto, SH. juga mengatakan data dari PK21 ini sangat penting untuk intervensi Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan juga program strategis lainnnya yang ada di masyarakat. Wenny juga menjelaskan, amanah Presiden Jokowi untuk menurunkan stunting perlu mendapatkan dukungan secara penuh dari masyarakat, salah satunya masyarakat Kota Bekasi.
Wenny juga menyampaikan target tahun 2024 Stunting gagal tumbuh bayi usia 0 sampai usia 2 tahun, BKKBN wajib dan harus 14%. Sekarang masih 27%
” tegas Wenny ”
Sementara itu, Lurah Harapan Mulya menjelaskan bahwa untuk capaian progres Pendataan Keluarga khususnya Kelurahan Harapan Mulya masih belum mencapai 100%. Oleh karenanya, ia berharap agar para kader pendata di Kelurahan Harapan Mulya terus semangat untuk melakukan input data, sehingga bisa secepatnya mencapai 100%.Tegas Lurah Harapan Mulya.
Ditempat yang sama H. Paryadi, SE ketua PAC Pejuang Siliwangi Indonesia, PAC Medan Satria menyampaikan kepada Media, tokoh agama dan tokoh masyarakat dianggap dapat menjadi kunci dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat termasuk isu stunting yang belum dipahami banyak masyarakat Indonesia.
Ia juga menyampaikan perlibatan tokoh agama dapat dilakukan untuk menyosialisasikan pentingnya pemenuhan gizi untuk keluarga.
Agar ketika memberikan kotbah atau ceramah, mereka lebih melihat pada kehidupan keseharian,” terang H. Paryadi, SE.
Menurut H. Paryadi, SE, para tokoh agama lebih didengar masyarakat. Selain itu, nasehat-nasehat dari mereka dapat mengklarifikasi stigma-stigma yang salah di masyarakat mengenai gizi.Selain itu, tokoh-tokoh masyarakat dan agama dapat menjangkau kelompok-kelompok kategorial seperti para ibu, remaja, serta pemuda.
Tokoh agama dan tokoh masyarakat juga diharapkan merupakan perwakilan dari organisasi kemasyarakatan seperti Perwakilan Jaringan Lintas Agama (JALA) Cegah Stunting “ucap H. Paryadi, SE”
Reporter MPI Yadi