“PAUDHI untuk SDM Unggul dan Berdaya Saing (Pengasuhan, Perlindungan, dan Kesejahteraan Sosial Anak)”

MediaPATRIOT – Jakarta, 11 Oktober 2021. Bapak Prof.Dr.Dadang Sunendar, M.Hum selaku Guru Besar dan Ketua LPPM Universitas Pendidikan Indonesia menyatakan bahwa Webinar ini adalah kerjasama dengan LPPM UPI dengan BAPPENAS, tema yang disepakati tentang PAUD Holistik Integratif untuk SDM Unggul dan Berdaya saing (Pengasuhan, Perlindungan dan Kesejahteraan Sosial Anak)
Tema PAUD menjadi penting karena melibatkan literasi dasar bagi sekurang kurangnya 72% anak usia 7 hingga 17 tahun berdasarkan Data BPS dan data Kemendikbud Ristek yang diantaranya 27% anak usia balita yang artinya banyak anak bangsa yang menjadi lingkup diskusi webinar kali ini bahwa kita masih memiliki Pekerjaan Rumah 1,75% keaksaraan nasional dengan tantanga APK 8,2 tahun, dan kita mengetahui bahwa kemenko PMK sebagai koordinator bidang Pendidikan dan sosial lainnya akan mampu mereduksi persoalan dari mulai PAUD sampai Pendidikan menengah.
Kerjsama ini dilakukan karena Universitas yang selalu berada di garda depan dari PAUD Hingga Sarjana, UPI ada jenjang studi PAUD dari S1 sampai S3 begitu juga untuk Pendidikan dasar dan menengah. Di LPPM ada satu kajian Pengembangan Wanita, Gender dan Perlindungan Anak yang bersinergi langsung dengan Kementerian PNN / BAPPENAS dan KPPPA, hal tersebut lah yang mendasari terlaksananya Webinar PAUD HI.
Bapak Dr. Ir. Subandi Sardjoko, MSc. Menyampaikan keynote pada Webinar bertema “PAUDHI untuk SDM Unggul dan Berdaya Saing” yang merupakan kolaborasi antara Pemerintah (Bappenas) dan Perguruan Tinggi (Lembaga Pengabdian dan Penelitain Masyarakat-UPI).
Di dalam RPJMN 2020-2024 pemerintah telah menetapkan pembangunan manusia sebagai salah satu agenda penting dan dan strategis dalam pembangunan nasional. Diyakini sepenuhnya, modal manusia merupakan faktor yang sangat menentukan dalam mencapai kemajuan dan mewujudkan kesejahteraan. Untuk itu, selama dua periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo, pemerintah fokus pada upaya meningkatkan SDM berkualitas dan berdaya saing.
Pembangunan Manusia dilaksanakan berlandaskan pada Tiga Pilar pembangunan, yaitu: (i) Layanan Dasar dan Perlindungan Sosial, (ii) Produktivitas, dan (iii) Pembangunan Karakter, Pembangunan Manusia mencakup banyak dimensi merujuk suatu intervensi kebijakan, yang diarahkan antara lain untuk: (i) meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta; (ii) meningkatkan pemerataan layanan pendidikan yang berkualitas; dan (iii) meningkatkan kualitas anak, perempuan, dan pemuda. Pembangunan Manusia tidak hanya menjadi Komitmen Nasional, namun juga merupakan Komitmen Dunia melalui pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Pada Tahun 2030, dunia berkomitmen untuk menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki memliki akses terhadap kesehatan dan gizi anak yang seimbang; perkembangan dan pengasuhan anak usia dini serta pendidikan pra-sekolah dasar yang berkualitas, sehingga mereka siap untuk menempuh pendidikan dasar. Oleh karena itu, Pemerintah telah memastikan pula bahwa Tujuan Pembangunan Berkalanjutan (SDGS) telah terintegrasi di dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional.
Pada tahun 2020, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mencapai 71,94 atau terkategori Tinggi. Selama Tahun 2010-2020, IPM Indonesia mencatat pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 0,78 persen.
Namun demikian, Pandemi COVID-19 membawa pengaruh terhadap pembangunan manusia di Indonesia. Hal ini terlihat dari perlambatan pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2020 dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Pemerataan pembangunan manusia di seluruh wilayah Indonesia masih harus ditingkatkan terus-menerus. Pada tahun 2020, sebaran hasil pembangunan manusia menurut provinsi menunjukan masih terdapat 11 provinsi dengan capaian IPM sedang (Lampung, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua). Hanya Provinsi DKI Jakarta yang meraih capaian IPM sangat tinggi dan 22 provinsi lainnya berada pada capaian IPM tinggi.
Sebagaimana amanat Perpres 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif bahwa Dokumen ini menjadi Dasar Penyusunan Kebijakan dan Pelaksanaan Program/Kegiatan lintas sektor yang peka terhadap kebutuhan esensial Anak di bidang Kesehatan dan Gizi, Pendidikan, dan Pelindungan, Pengasuhan dan Kesejahteraan Sosial. Arah Kebijakan PAUDHI sebagaimana tertuang dalam Perpres 60 Tahun 2013 yaitu: (a)peningkatan akses, pemerataan, berkesinambungan dan kelengkapan jenis pelayanan, (b)peningkatan kualitas penyelenggaraan pelayanan, (c)peningkatan koordinasi dan kerjasama lintas sektor, kemitraan antar institusi, lembaga penyelenggara layanan, dan organisasi terkait; dan (d)penguatan kelembagaan, dasar hukum, dan pelibatan masyarakat termasuk dunia usaha serta media massa.
Pelaksanaan PAUDHI juga harus memperhatikan Prinsip Penyelenggaraan sebagai berikut: (a)pelayanan yang holistik, berkesinambungan dan perluasan distribusinya, (b)tidak diskrimintatif, berbasis budaya konstruktif, partisipasi masyarakat; dan menerapkan asas Good Governance.
Seperti kita ketahui bersama, bahwa Tujuan PAUDHI adalah terwujudnya anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia. Hal ini bisa terealisasi apabila seorang anak dapat terpenuhi kebutuhan kesehatan dan gizinya, terlindungi dari segala bentuk kekerasan, terselenggaranya pelayanan anak usia dini yang terintegrasi dan adanya komitmen dari seluruh unsur terkait. Apabila Kebijakan dan Strategi ini dapat terlaksana dengan baik di masyarakat, maka banyak manfaat yang akan kita peroleh bersama, antara lain, adalah: (a)meningkatkan kesiapan anak memasuki pendidikan formal, mutu pendidikan dan mempercepat program Wajib Belajar 12 Tahun, (b)meningkatkan derajat kesehatan dan gizi anak balita, meningkatkan kulitas kesejahteraan dan perlindungan anak; dan (c)meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia
Pada saat ini, sebagian Pemerintah Daerah telah mendukung pelaksanaan PAUDHI melalui terbitnya Peraturan Gubernur (PERGUB), Peraturan Bupati (PERBUP), dan Peraturan Walikota (PERWALI). Selain itu, Pemerintah telah menerbitkan Dokumen Rencana Aksi Nasional (RAN) 2020-2024 sebagai Peta Jalan (roadmap) Nasional PAUD HI dan Pedoman Penyelenggaraan PAUDHI 2020-2024 sebagai kerangka pelaksanaan teknis PAUDHI di tingkat daerah.
Mengakhiri pidato kunci ini saya perlu menegaskan bahwa demi mewujudkan Pelaksanaan PAUDHI yang optimal dan holistik integratif, maka diperlukan kerja kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak yaitu Pemerintah baik Pusat dan Daerah, Akademisi dan Pakar, Guru dan Tenaga Kependidikan, Masyarakat dan Organisasi Masyarakat melalui peran masing-masing, untuk membangun Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing.
Penyelenggaraan acara ini kita semua berharap dapat meningkatkan kesadaran publik betapa penting pengembangan Anak Usia Dini, sekaligus mendorong partisipasi publik untuk berkomitmen dalam pengembangan Anak Usia Dini yang diharapkan dapat menghasilkan “Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing”. Oleh karena itu, marilah kita terus memperkuat kerja sama, saling bersinergi, dan bergotong royong untuk meningkatkan kualitas generasi masa depan demi Indonesia yang lebih baik.

Dra. Agnes Asih Sari Oetami, sebagai Narasumber dari Srikandi Lintas Iman menyampaikan bahwa SRIKANDI LINTAS IMAN merupakan Komunitas perempuan lintas iman dari berbagai latar belakang. Berdiri di Yogyakarta tahun 2015. Kami concern pada isu perempuan dan anak dengan berlandaskan pada 5 nilai utama (core values): Solidaritas, Lintas identitas, Empati, Berdaya dan Dialog. Praktik Baik yang dilakukan Srikandi Lintas Iman adalah bagaimana menjadi Sahabat Anak Dalam Masyarakat Majemuk
Pada bulan Mei 2019 bersama dengan Syantikara Youth Centre mengadakan Sarasehan Peduli Paud mengangkat tema: Menanamkan Nilai-Nilai Kemajemukan Sejak Dini. Peserta yang hadir Guru baik Formal (KB,TK setara) maupun non formal seperti guru TPA, pendamping Iman Anak/sekolah minggu dan pemerhati PAUD dari berbagai agama sebanyak 120 orang. Peserta dari DIY dan sekitarnya (Salatiga, Klaten, Magelang dan Surakarta). Semua peserta sepakat pentingnya menanamkan nilai kemajemukan sejak usia dini, terutama menghadapi situasi saat ini (radikalisme, terorisme). Ada 10 nilai baik yang bisa diajarkan pada anak usia dini: menghargai, kerjasama, toleransi, keadilan, berbagi, empati, peduli, kemajemukan, perdamaian dan cinta kasih. Saat itu diharapkan ada usulan kegiatan-kegiatan yang dapat dijadikan inspirasi untuk mempraktekkan 10 nilai, tetapi tidak dapat terealisir dengan baik karena kurangnya waktu dan keterbatasan sumber daya.
Pada bulan November 2020 – April 2021 SRIKANDI LINTAS IMAN bekerja sama dengan Kedutaan dan Kementrian Luar Negeri Amerika Serikat mengadakan Workshop Peningkatan Kapasitas Guru PAUD Lintas Agama untuk menanamkan nilai-nilai kemajemukan kepada anak usia dini, mengambil tema Guru Sahabat Anak dalam Masyarakat Majemuk.
Diikuti oleh 60 orang guru lintas iman (Islam, Kristen dan Katolik) kebanyakan dari Lembaga Pendidikan tetapi ada juga dari guru TPA dan guru Sekolah Minggu dari 27 lembaga di DIY dan kota sekitarnya (Solo, Magelang, Klaten). Karena pandemi maka Tahap I dilakukan ,dengan prokes yang ketat dan tahap II terpaksa dilangsungkan secara online.
Materi disampaikan dengan metode pembelajaran Androgini. Bentuk dialog membuat semua peserta dapat berpartisipasi aktif. Para peserta menggali dan menemukan bersama pengetahuan baru tentang kemajemukan. Kemajemukan tidak hanya pada ranah budaya atau agama, namun juga kemajemukan usia, gender, difabilitas, latarbelakang ekonomi, akses terhadap informasi. Bahkan menurut Heni Supolo Sitepu dalam Seminar mengawali Workshop mengatakan bahwa kemajemukan sudah ada sejak dalam pikiran. Kemajemukan juga terkait dengan keterbukaan dengan kelompok-kelompok yang berbeda.
Selain itu para peserta juga diajak mengidentifikasi masalah-masalah Pendidikan anak usia dini di tengah masyarakat majemuk, menganalisis bersama dan menemukan cara menciptakan dan mempertahankan kerukunan, menghargai sudut pandang pihak yang berbeda. Memakai kemajemukan sebagai bagian membangun pribadi satu sama lain.
Peserta juga diajak melihat potensi pribadi dan kapasitasnya sebagai guru dengan mengingatkan kembali adanya ragam belajar audio, visual, kinestetik dan kecerdasan majemuk sehingga guru mengenali kemampuan diri sendiri. Sehingga muncul rasa syukur menerima kelebihan dan kekurangan sebagai potensi diri yang tetap dapat dikembangkan. Hal ini memnjadikan hati gembira dalam diri guru.Dengan memahami arti kemajemukan, kemampuan diri sendiri dan kemampuan anak didik, diharapkan guru tidak melakukan penyeragaman cara maupun keberhasilan.
Peserta menyadari masing-masing anak adalah unik. Tuhan menciptakan setiap manusia selalu ada kelebihan den kekurangannya. Maka muncul sikap penghargaan dan penghormatan pada setiap individu. Anak bukan manusia dewasa mini. Workshop ini juga membekali ketrampilan membangun komunikasi dengan tabungan kasih, berupa sapaan,senyum dan perhatian. Guru benar-benar menjadi sahabat anak . Guru mampu berjejaring dengan orang tua, teman sejawat maupun dalam masyarakat.
Untuk meningkatkan ketrampilan profesi sebagai guru, peserta diajak membuat rancangan pembelajaran yang lebih sistematis, terstruktur tetapi inovatif dengan menambahkan isu-isu kemajemukan. Dalam rancangan pembelajaran 10 nilai keutamaan berusaha ditanamkan melalui berbagai aktivitas belajar anak sehingga mendukung pembentukan karakter anak. Diakhir pembelajaran selalu ada bagian evaluasi sebagai catatan guru ,bisa juga berbentuk refleksi.
Hal penting yang perlu diingat, agar benar-benar menjadi sahabat maka peserta menyadari saat membuat rancangan kegiatan membayangkan rencana kegiatan dalam suasana bermain yang menyenangkan. Dalam bermain sebenarnya anak sudah belajar banyak, karena sebuah permainan dimainkan dengan hati gembira, pemain akan mengikuti aturan main dan menikmati permainan dengan konsentrasi.Guru menjadi pribadi yang gembira, mempunyai sikap inklusif dan toleran. Guru benar-benar menjadi sahabat anak dalam masyarakat majemuk.
HARMONI WARNA WARNI PELANGI, Antologi Cerita Keberagaman di Dunia PAUD Rangkaian workshop ini ditutup dengan penyusunan sebuah buku yang berisi praktek baik., judulnya HARMONI WARNA WARNI PELANGI, Antologi Cerita Keberagaman di Dunia PAUD Buku ini berisi Kisah-kisah pembelajaran yang dituturkan oleh para teman guru ini mewakili keberagaman dalam makna yang luas. Mulai dari latar belakang penulisnya, tema, materi, topik dan pengalaman yang didapat oleh guru maupun anak-anak saat kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
Sepuluh nilai kebaikan tentang kemajemukan diperkenalkan dan dipakai dalam kegiatan pembelajaran: menghargai, peduli, empati, berbagi, Kerjasama, kemajemukan, toleransi, keadilan, perdamaian dan cinta kasih.Nilai Kerjasama dan berbagi menjadi bagian dalam kegiatan membereskan mainan dalam kegiatan seperti dalam kisah-kisah Asyiknya Membuat Cemplon, Mengenal Jenis Tanaman dan Rujak Buah. Nilai kemajemukan, toleransi dan perdamaian dapat ditemukan dalam kisah berjudul Pulau Jawa, Macam Agama dan Tempat Ibadah dan Saling Menyayangi. Adapun membaca kisah Menolong Ikan, Bermain Peran menjadi Dokter, Mengenal diri dan Teman pembaca diajak melihat cara anak-anak bersikap atau mensikapi suatu peristiwa, menunjukkan sikap peduli, menghargai kehidupan, dan mencintai teman bahkan ikan.

Berbagai aspek kecerdasan anak turut dicermati seperti kecerdasan linguistik anak diajak mengulang cerita dalam kegiatan Saling Menyayangi. Kecerdasan interpersonal dikembangkan dengan bermain peran menjadi dokter,perawat, pasien. Demikian pula ketrampilan motorik kasar dalam kegiatan bertanam, motorik halus dengan membuat jalan ke rumah ibadah.Cara belajar audio diperkenalkan dengan mengenal logat bicara berbagai suku di Pulau Jawa, cara belajar visual dalam cerita keluarga buah-buahan.Kisah-kisah pembelajaran ini tidak semuanya sudah dilaksanakn. Ada juga yang masih berupa rencana, dan merupakan contoh pembelajaran daring,
Kita dapat juga membaca, pada saat kegiatan berlangsung, guru juga dapat mengoreksi persepsi yang keliru tentang pembagian kerja laki-laki dan perempuan, yaitu memasak cemplon dapat dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan. Kerelaan bekerja sama, meminjam dengan baik menjadi semakin banyak petunjuk bagi kita orang dewasa bahwa anak-anak bila diberi ruang akan berusaha belajar memecahkan masalah, mengungkapkan pendapat. Hal ini sangat bagus bagi pengembangan karakter anak.
Buku ini juga ada lampiran lagu-lagu bertema kemajemukan, aneka tepuk, sajak yang dapat digunakan oleh pembaca. Tercantum pula doa-doa sebelum aktivitas baik umum maupun secara muslim. Hal ini baik sebagai bagian keterbukaan, dapat oleh siapapun dan membuka ruang dialog. Buku ini ditutup dengan 2 Epilog dari Paman Dodo dan Mbak Listia sebagai fasilitator. Mereka memberi refleksi dan juga catatan seputar kegiatan workshop dan dinamikanya. Buku ini bukan hanya sebagai wujud bukti keseriusan para peserta, tetapi juga tanda bahwa kemajemukan adalah perkara serius yang bisa dikenalkan secara menyenangkan (fun) demikian yang diungkapkan oleh Pendeta Kristi selaku Koordinator Srikandi Lintas Iman dalam Sekapur Sirih. Inilah cerita peran kecil kami dalam berpartisipasi mewujudkan pengasuhan, perlindungan dan kesejahteraan sosial anak yang optimal, melalui Workshop yang dapat dilakukan di tempat lain untuk meningkatkan sumber daya para pengasuh atau pengajar anak usia dini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Agama, Pendidikan dan Kebudayaan Bappenas yang berkenan menjadikan buku HARMONI WARNA WARNI PELANGI, Antologi Cerita Keberagaman di Dunia PAUD sebagai hasil nyata workshop dapat menjadi salah satu buku penunjang dalam mewujudkan kegiatan PAUD HI demi mendukung SDM generasi penerus Indonesia. (red Irwan)