Kota Bekasi, MPI
Meski belum rampung terbangun 100 persen, namun gedung baru yang rencananya akan dijadikan Kantor Sekretariat Bersama (Sekber) Empat Pilar Kelurahan Ciketingudik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, sudah menyita perhatian masyarakat. Selain terlihat megah, bangunan yang memiliki dua lantai ini memiliki disain bangunan yang unik.
Kantor Sekber Empat Pilar ini terletak di depan Kantor Kelurahan Ciketingudik. Rencananya gedung ini akan digunakan untuk mendukung kinerja LPM Ciketingudik, Karang Taruna, Bhabinkamribmas dari Polsek Bantargebang dan Babinsa dari Koramil 05 Bantargebang.
Jika biasanya sebuah gedung akan tertulis simbol dan nama lembaga atau organisasi pemilik atau pengguna gedung. Namun untuk gedung Sekber baru ini, yang tertulis di atas gedung adalah sebuah kalimat filosofi berbahasa Sunda, yakni Asak Tatanya Asak Badami.
Secara umum arti filosofi tersebut merupakan simbol semangat masyarakat Kelurahan Ciketingudik untuk bermusyawarah mufakat dalam mengambil setiap keputusan yang dipahami dan diterima semua pihak. Adanya tulisan filosofi ini ternyata menjadi perhatian kalangan masyarakat yang kebetulan sedang berkunjunf ke Kantor Kelurahan Ciketingudik.
Saat diajak berbincang, Ketua LPM Ciketingudik Salim Samsudin menjelaskan pihaknya sengaja memcantumkan filosofi Asak Tatanya Asak Badami pada bagian atas depan Kantor Sekber Empat Pilar Ciketingudik. “Semua pihak juga setuju saat kami menyampaikan gagasan terkait filosofi itu,” ujarnya, Rabu (24/11).
Salim lalu memaparkan tentang arti filosofi itu, yakni asak yang berarti matak atau masak, tatanya yang berarti bertanya, dan badami yang artinya berunding atau bermusyawarah. “Matang karena bertanya, matang karena bermusyawarah. Inu merupakan semangat masyarakat yang lebih mengedepankan musyawarah dalam setiap mengambil keputusan sehingga keputusan yang diambil bisa diterima seluruh kalangan masyarakat,” katanya.
Salim mengakui filosofi tersebut sebenarnya ditujukan kepada pemangku jabatan atau stakeholder yang ada di lingkungan Kelurahan Ciketingudik dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat. “Ya bisa ketua RT, ketua RW, ketua Karang Taruna, lurah, termasuk untuk kami di jajaran LPM,” ungkapnya.
Salim menambahkan, makna yang terkandung dalam filosofi itu juga selaras dengan visinya saat memimpin LPM Ciketingudik. “Menjari bagian dari visi kami yang ingin merubah paradigma dan pola pikir bersama untuk membangun Ciketingudik sesuai dengan perencanaan yang matang, dan sesuai hasil musyawarah yang matang bukan hasil keputusan sepihak,” ulasnya.
Lebih lanjut Salim berharap filosofi Asak Tatanya Asak Badami memberikan dampak positif bagi masyarakat dalam rangka menjaga persatuan dan kekompakan dalam kehidupan bermasyarakat. “Dimulai dengan saling bersilaturahmi, berkomunikasi, hingga terjalin kekompakan diantara kalangan masyarakat Ciketingudik,” pungkasnya. (Mul)