KOTA BEKASI – MPI, Kabar mengembirakan bagi para angkatan kerja di Bekasi, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota BEKASI akan terus berupaya meluncurkan program-program prioritasnya hal ini terungkap saat Koordinator Wilayah (Korwil) BEKASI Kota Forum Wartawan Jakarta (FWJ) Indonesia melakukan Audensi di Kantor DISNAKER Jalan Jend. Ahmad Yani Nomor 13 Margajaya, Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi Jawa Barat pada, Kamis (21/01/2021) sore.
Kepala dinas Tenaga Kerja Kota Bekasi, Dra. Ika Indah Yarti dalam amanat penjelasannya mengatakan bahwa diantara program-program prioritas Disnaker, diantaranya melalui program peningkatan produktifitas serta peningkatan daya saing tenaga kerja, terutama bursa kerja.
“Keikut sertaan Disnaker dalam dalam memfasilitasi kegiatan Job Fair (bursa kerja) dengan tanpa anggaran APBD. Selain juga bekerja sama dengan Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bekasi, yang lebih dikenal dengan nama CEVEST (Centre for Vocational and Extention Service Training),” tuturnya.
Dengan banyaknya bursa tenaga kerja hal ini tentunya dapat membantu percepatan (pertemuan atau interview) antara pencari kerja dengan lowongan pekerjaan yang tersedia.
Disisi lain, lanjut Ika, bahwa pengembangan kemampuan para tenaga kerja di angkatan kerja melalui program Skill Development Center (SDC) yang merupakan sebuah Model, yang dikembangkan oleh BAPPENAS sebagai respon terhadap kebijakan Presiden Joko Widodo untuk merevitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi.
“SDC memiliki Misi untuk mengatasi masalah kemampuan SDM, selain potensi pengangguran Lulusan SMA/SMK, yang merupakan salah satu tantangan terbesar yang tengah dihadapi disetiap Kota berkembang,” ungkap Ika.
SDC adalah sebuah Forum Komunikasi, Koordinasi dan Sinkronisasi yang melibatkan tiga unsur sebagai pelaku utama, yakni Unsur Akademik atau Lembaga Pendidikan dan Latihan/Diklat (SMK/BLK/LPK), Unsur Dunia Usaha Dunia Industri (APINDO), serta Unsur PEMKOT (Disnaker, Disdik, Disperindag, serta OPD terkait lainnya).
Tiga unsur tersebut diarahkan untuk dapat berkoordinasi dalam mengatasi masalah utama ketenagakerjaan, yaitu : Pengangguran Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan.
Secara singkat mekanisme meliputi; Dunia Industri di Kota/Kabupaten (Sektor Manufaktur, Sektor Garmen, Sektor Pertanian, Sektor Jasa, Sektor Farmasi, Sektor Hotel, Perdagangan dan Resto) dilakukan Mapping tentang Kebutuhan Tenaga Kerja sesuai dengan Okupasi yang diperlukan oleh Dunia Industri.
Lulusan SMK (Penganggur) mengikuti Pelatihan di Workplace yang memenuhi Persyaratan dengan Instruktur bersertifikasi BNSP. Selain itu, Peserta Pelatihan setelah mengikuti Pelatihan dan dinyatakan telah Kompeten, akan diberi Sertifikat Kompetensi.
Sementara itu, Sudirman selaku staf ahli Wali Kota terkait tenaga kerja juga menegaskan bahwa ia berharap FWJ bisa berkolaborasi melalui jalinan kerjasama dan kemitraan dalam mensosialisasikan melalui publikasi media Disnaker Kota Bekasi.
“Selain tentang mengantisipasi serta adanya berbagai solusi permasalahan orang yang sudah bekerja, dapat tetap terus bekerja. Bagi yang belum bekerja bagaimana bisa bekerja. Pekerja yang baru bekerja, bisa mampu bahkan menjadi tenaga ahli,” tegasnya.
Pendekatan kerjasama dengan melibatkan semua pemangku kepentingan di Kota Bekasi, tentunya dalam menjawab ‘mismatch’ antara Supply dan Demand Tenaga Kerja, sehingga berdampak pada rendahnya produktivitas serta tingginya tingkat pengangguran.[red Irwan]hms/fwj