Kata Sambutan Ketua Umum PDI-P Prof. Dr. Hj. Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri di Acara Pendidikan dan Pelatihan Dasar Manajemen Bencana BAGUNA PDIP

MediaPATRIOT – Jakarta, Ibu Prof. Dr. Hj. Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri menyampaikan bahwa Beberapa waktu saya informasikan ke Sekjen bahwa akan ada pelatihan untuk BAGUNA dari BNPB dan BMKG yang sangat saya nantikan
Mengapa saya mengatakan bahwa saya menantikan kegiatan ini, karena memang dalam instruksi DPP partai, saya selalu meminta Baguna mempersiapkan diri membantu penanggulangan bencana. Saya adalah orang yang boleh dikatakan sangat kenal dengan bencana. Ketika saya jadi wakil presiden, saya ditugasi oleh Presiden K.H Abdurahman Wahid, saya merasakan dan mungkin sudah dua kali saya ceritakan, saya juga tidak mengerti kenapa bencana di Indonesia itu boleh dikatakan masih kurang untuk penanganan dan mengatasinya. Boleh dibilang, saya pontang panting saat itu BNPB dan BMKG belum ada. Tetapi alhamdulilah semua usaha penanggulangan bencana dapat terselesaikan dengan baik. Sampai sekarang saya masih melakukan pemantauan untuk menjadikan budaya bangsa yang kalau di PDI-P dalam hal ini kita harus membiasakan diri karena saya sudah memberikan suatu moto “Tanggap Darurat, Reaksi Cepat, Tepat Sasaran”. Jadi saya harap kita tak lagi gagap gempita. Harus tepat ketika memang perlu tanggap darurat.
Kita ini adalah negara yang berada di dalam ring of fire dan negara ini terus bergerak dan itu adalah kuasa allah. Kita sebagai bangsa Indonesia yang mendiami tanah Indonesia harus sangatlah menyadari bahwa bencana akan selalu ada. Saya sudah pernah bicara betapa saya sangat kagum dengan bangsa Jepang, mungkin dia adalah salah satu penduduk dunia yang sangat tanggap akan bencana. Kita masih leha leha, belum terlalu peduli. Orang Indonesia ini maunya apa, maunya disuruh suruh, tidak ada kreatifitasnya, tidak ada inisiasinya. Tapi kalo di webinar in semua kumpul, tapi apakah apa yang saya sampaikan ini bisa dijalankan?

Kembali lagi ke Baguna, apa yang mau dilakukan. Waktu pembentukan baguna, saya sudah sampaikan bahwa di Indonesia ini bentuk bencana saya sebut menjadi dua hal; Bencana Basah dan Bencana Kering. Bencana basah berkaitan dengan bencana banjir, tsunami dan lain lain. Bencana kering berkaitan dengan kebakaran hutan, gempa, longsor dll. Sebagai manusia yang diberi kepandaian, kita diberikan karunia untuk berpikir bagaimana menanggulanginya. Itu bisa dilakukan oleh bmkg, itu namanya tanggap darurat. Sehingga seluruh warga, bisa terselamatkan.
Jika sulit melakukan peringatan dengan keterbatasan system, dulu sistem peringatan memakai kentongan, missal kentongan 1 artinya siap, kentongan 2 artinya waspada, kentongan 3 mulai berlari. Jika sulit, gunakanlah yang sederhana dulu. Lakukanlah apapun asalkan pesan peringatannya sampai ke masyarakat. Jadi, BNPB dan BMKG walaupun tidak ada bencana, tetaplah terus bekerja, memberikan pelatihan dan lain-lain. Jadi jika ada bencana BNPB dan Baguna sudah siap. Saya jadi ingat ketika ada saat itu ada bencana basah terjadi, ada anggota Baguna yang tidak bisa berenang, lalu bagaimana dia bisa menolong orang. Kita dapat melihat referensi rangers di Amerika dan pasukan berkudanya. Mereka sangat prima dan tau bagaimana harus melakukan tugas.
Jangan terlalu hanya berfokus pada banyak teori saja, tapi juga pelaksanaan di lapangan yang harus prima. Teori tidak selalu sama denga apa yang terjadi di lapangan. Juga, berikanlah pelatihan kepada warga-warga karena siapa lagi kalau bukan kita sendiri yang berinisiatif mengurangi dampak bencana dan kerugian yang terjadi, juga akibat global warming atau bencana yang diakibatkan oleh manusia itu sendiri.
Bencana alam juga sering terjadi diluar factor alam, yang mana bencana tersebut diakibatkan peralatan yang kurang baik atau memang kesalahan manusia itu sendiri. Jasi, tolong diingat, masalah bencana itu adalah bukan hanya masalah teori, tapi aplikasinya di lapangan seperti apa.
BMKG probabilitasnya mungkin memangbelum sepenuhnya sempurna, tapi BMKG terus berupaya memberikan informasi dan prediksi agar semua dapat bersiap jika terjadi sesuatu. Selain itu, buatlah pemetaan yang dapat menjelaskan bagaimana area sekitar, apakah ada sungat, dataran tinggi atau tidak. Jika ada, apa kemungkinan jenis bencana yang akan terjadi dan apa yang harus dilakukan agar dapat meminimalisir jumlah korban.
Baik, jika saya diberikan kesempatan untuk mengarahkan, lakukan lah apa yang saya sampaikan. Saya kira itulah yang ingin saya sampaikan. Teruslah Bergerak Bersama. (red Irwan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *